Tasripin dan ketiga adiknya |
Kawan sudahkah kau dengar tentang kisah seorang bocah dari kota nan jauh di sana, kota yang terkenal dengan mendoanya, kota Ronggeng Dukuh Paruk. Banyumas, ya dari kota Banyumas.
Dialah tasripin, bocah 12 tahun yang harus bekerja untuk menghidupi ketiga adiknya. Ibunya telah meninggal, ayahnya merantau ke pulau Kalimantan. Mereka hanya tinggal bertiga. Tasripin "dialah pahlawan kami", barangkali begitu dia terutama untuk adik-adiknya. Tasripin sudah tidak bersekolah, dia memilih untuk mencarikan nafkah bagi adik-adiknya, menjadi buruh tani adalah pekerjaan yang dia dapati dari sekian pekerjaan. Pekerjaan dengan hasil keringat 30-40 ribu per hari. Sumber kompas.com menyebutkan hasil itu tasripin bagi sebagian untuk makan dan sisanya untuk jajan adiknya. Kini, adik tasripin yang bersekolah hanya si bungsu saja. Kedua adiknya yang lain tidak mau sekolah karena mendapat olokan dari teman-temannya. Meskipun begitu, Tasripin tidak mengabaikan pengajaran akhlak bagi adik-adiknya. Dia mengajak adiknya untuk mengaji di surau dekat rumahnya.
Subhanalloh, itulah sosok Tasripin. Tak henti-hentinya rasa bangga aku haturkan untukmu Tasripin.
Tasripin kecil,
mungkin kau memang kecil
tapi di sini, di dadamu tersimpan keluarbiasaan
Tasripin,
air mata ini adalah banggaku untukmu,
bangga aku dapat mengenal sosokmu
walaupun hanya lewat tulisan di media,
Tasripin, semua ini akan terbalaskan
Alloh tidak pernah tidur, Dia selalu melihat setiap mili perjuanganmu
Tasripin, doaku selalu terlontar untukmu. aamiin