Kukang adalah salah satu primata yang tersebar cukup luas, muali dariu semenanjung Malaya, Sumatra dan pulau di sekitarnya, Kalimantan hingga ke Pulau Nusantara. Satwa ini ditemui hingga ketinggian 1.300 mdpl di Gunung Sinabalu, Sabah, Malaysia. Kukang memiliki rambut yang tumbuh sangat lebat dan halus. Warna rambut sangat bervariasi, mulai dari kelabu keputihan, kecoklatan hingga kehitam-hitaman.
Pada punggung terdapat garis coklat melintang di bagian belakang tubuh hingga dahi. Garis coklat tersebut bercabang ke dasar telinga dan mata. Pada bagian mata rambut coklat ini berbentuk bundar atau oval hingga menyerupai kacamata. Panjang tubuh termasuk kepala sekitar 190-275 mm untuk betina dewasa dan jantan sekitar 300-380mm. Ekornya pendek dan melingkar panjangnya antar 10-25 mm. Berta tubuh untuk jantan dan betina dewasa antara 375-900 gram.
Gerakan primata ini sangat lamban dengan menggunakan anggota tubuhnya untuk berpindah dari dahan ke dahan dengan cara menggantung. Pada saat bergerak di malam hari, kukang jantan menandai dengan air kencingnya pada pohon yang dilalui untuk daerah teritorialnya (kekuasaan). Kukang aktif di malam hari (nocturnal) dan hidup di pohon. Pada siang hari tidur di cabang-cabang pohon, tetapi tidak membuat sarang. Cara tidurnya melingkar dengan kepala tersembunyi di antara kedua kakinya.. Dia hewan liar yang lebih suka menggulung diri , menyembunyikan mukanya, menghindar dari manusia.
Satu hal penting yang perlu kita pelajari dari kehidupan kukang adalah bagaimana kukang jantan berkompetensiuntuk mendapatkan kukang betina. Kalau biasanya sesekor binatang harus bertarung hingga berdarah-darah untuk merebutkan betina. Mereka berlomba kecepatan untuk berlari samapai ke garis finis (dahan di mana sang betina bergelantung menanti kukang jantan). Ketika kukang jantan berhasil meraih ranting sang betina, maka kukang jantan yang mengikuti pertandingan akan menghentikan perebutannya.
Mereka berbesar hati menerims kekalahan itu, "tanpa darah", "tanpa hujatan", "tanpa balas dendam". Ini seperti dalam film "Kung Fu Panda" di mana master Oogway tidak membiarkan makhluk sakti Thai Lung untuk memiliki mantra sakti Dragon Hero. Thai Lung kalah dalam pertandingan itu dengan frustasinya dia mengoceh: "Kamu hanyalah seekor panda gendut. Bagaimana mubgkin kamu bisa mengalahkan aku?" Dalam keadaan sempoyongan dia masih merasa dirinya lebih berhak atas kemenangan itu. Dan benar apa yang dikatakan master Oogway bahwa " kerendahan hati adalah salah satu tanda dari seorang ksatria".
Orang-orang yang memiliki kebesaran hati, selalu memiliki ruang untuk merendah. Sebab mereka tahu bahwa dengan kerendahan hati tidak menjadikan harga dirinya rendah. Sebaliknya jika hati kita terlalu tinggi maka sangat sulit bagi kita untuk mengakui bahwa orang lain memang lebih baik dari kita.
Pada kenyataannya kita sering meninggalkan apa yang disebut kebesaran hati untuk menerima kekalahan. Tidak dapat terpungkiri bahwa kehidupan kita menyeruapai arena penuh persaingan. Memang adakalanya benturan-benturan kecil ataupun besar datang dalam kehidupan kita, tak jarang kita bertemu dengan orang-orang yang bersifat negatif.
Ada sebuah kisah dari www.pembelajar.com: seorang guru yang memberikian tugas cukup unik kepada anak didiknya untuk pelajaran budi pekerti. Hari itu siswa kelas 3 SD diminta memasukkan kentang ke dalam kantong plastik, sesuai dengan jumlah orang yang btidak disukai. jika siswa membenci banyak orang, maka smakin banyak pula kentang yang ia masukkan ke dalam plastiknya.
Tugas selanjutnya dalah para siswa diwajibkan membawa kentang-kentang tersebut ke mana pun mereka pergi selama satu minggu. Hari pertama, kedua, dan ketiga siswa masih belum banyak mengeluh, tetapi menginjak hari ke-4 sampai hari ke-6 hampir seluruh siswa itu mengeluh karena merasa sangat tersiksa membawa beban yang cukup berat apalagi kentang-kentang itu membusuk dan berbau. Setelah satu minggu kentang-kentang itu dilepaskan dan murid-murid merasa lega.
Kisah tersebut mengisyaratkan alangkah ruginya menyimpan rasa sakit hati terus-menerus karena menyebabkan tubuh kita menjadi cepat letih dan sakit. Menyimpan rasa sakit hati dapat menghambat upaya kita mencapai tujuan-tujuan yang lebih tinggi dan usaha-usaha untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Sebaliknya, jika kita berbesar hati melepaskan sakit hati itu, maka kita akan lebih mudah memetik manfaat darinya meskipun usaha itu tidak mudah.
Kunci utama dalam melepaskan sakit hati adalah MEMANDANG PERSOALAN DENGAN JERNIH TANPA HARUS DIKOTORI OLEH PERASAAN IRI, DENGKI, SIRIK, PELIT, DAN CULAS.