Kamis, 14 Maret 2013

Siluet Pagi

Bukan, bukan aku menampik kehadiran cinta
tapi aku rasa belum saatnya aku membuka hati untuk cinta
Memang kadang rasa yang mengatasnamakan cinta menguasai sudut-sudut hati yang tertikam sepi
tapi, akupun tak mau terbuai olehnya.

Ya, di sini memang ada cinta. Tapi cinta ini kupersembahkan untuk-Nya. Nya yang telah menjadikan aku, Nya yang senantiasa selalu melindungi dan mengawasi setiap juntai langkahku.

wahai pujangga, mungkin engkau heran dengan aku saat ini. Aku yang 180 derajat menekadkan diriku menjadi orang-orang terasing, orang yang harus kuat dengan kondisi dan keadaan. omongan sumbang kerap mencerca di telingaku,. Ah, biarkan saja, siapa mereka? aku masuk neraka atau surga mereka tidak bertanggungjawab atas semua itu. Seharusnya mereka tidak menjudgeku seperti itu.

Jilbab ini jelas tertera di dalam Al-quran, buka saja dan baca artinya pasti kamu akan menemukan sebuah ayat yang menjelaskan tentang itu. Bukan aku sombong atau sok dengan keadaanku tapi inilah aku saat ini.Berusaha menjalani sebuah kehidupan sesuai dengan apa yang dituntunkan


Tiada hidup tanpa perjuangan. hidup ini adalah perjuangan. berjuang untuk mencapai tujuan yang kita inginkan. debatan dari sahabat terus menyudutkan aku. Aku risih dengan semua itu. Ya mungkin kita berbeda tapi tujuan kita tetap sama. Jangan kita bercerai berai. Ini keyakinanku, dan itu keyakinanmu, Jangan kau paksakan keyakinanmu padaku. Sifatmu yang keras membuat aku takut. Takut untuk mengeluarkan identitasku, takut untuk menceritakan aktivitasku saat ini. Kau pasti akan membantahnya dengan seribu alasan, kau pasti tidak akan mendengarkan alasan seuntaipun dariku. di sini, aku bergelut dengan batinku antara bercerita atau tidak? kalau aku cerita aku sangat tau reaksimu, kalau aku simpan saja aku yakin suatu saat pasti kau akan tahu. Sudahlah, aku sembunyikan saja, hingga nanti kau tahu sendiri dan aku siap untuk menjelaskan. Walaupun kamu akan membenciku, tapi aku tidak akan membencimu. bagaimanapun toh kita sama. Kita tidak berhak menganggap diri kita "paling", karena ada yang lebih "paling" dari semua ini.

Aku hanya ingin mencapai ridho-Nya. Aku tidak berharap apa-apa. Aku hanya takut atas Azabnya kelak.

Wallohu'alam

Biarkan aku berkelana dengan aku
dan kamu berkelana dengan kamu

^_^

Senin, 11 Maret 2013

Proses

Inilah prosesku. Proses di mana aku sangat bersyukur kepada keadaanku ini. Alloh begitu sayang kepadaku. Memperkenalkan aku dengan seseorang yang manjadikanku dekat dengan-Mu. Yahh, Beginilah proses. Tidak serta merta menjadi. Perlahan aku mulai mencari. Mencari seseorang yang menurutku dapat membimbing aku untuk lebih memahami islam. aku dipertemukan dengan seorang Murabbi yang mebimbingku hingga aku menjadi seperti sekarang. Mengerti apa itu aurat? hijab? mahram? dan yang terpenting adalah aku diajarkan untuk mencintai Alloh dan RasulNya. Perjuangan beliau mempertahankan islam, menyebarkan islam. Beliau begitu tegar dan kuat: ludah, darah, luka, cercaan, makian, kelaparan, ancaman sudah menjadi sahabat yang paling dekat untuknya. Beliau adalah sosok yang sangat mencintai umatnya, beliau rela menderita durga asalkan kaumnya bahagia. Subhanalloh, hatinya begitu mulia, beliau tidak pernah membalas kejahatan dengan kejahatan, beliau membalas kejahatan dengan sebaik-baiknya kebaikan beliau. Pernah ada cerita Rasululloh dengan seorang pengemis: pengemis itu adalah pengemis buta yang selalu menjelek-jelekkan Rasululloh setiap ada orang lewat di depannya, tetapi apa yang dilakukan Rasululloh? beliau memberi makan pengemis itu setiap pagi, beliau memamahkan dulu makanan yang hendak disuapkan kepada pengemis itu, tak ada sedikit pun rasa benci di hati beliau. Subhanalloh. Allohumma Solli 'Ala Muhammad Wa'ala Ali Muhammad. Hingga suatu saat setelah Rasulullah wafat, seorang sahabat bertanya kepada Fatimah, kebiasaan apa yang Rasulullah selalu lakukan? Fatimah menjawab: beliau selalu memberi makan pengemis yang ada di jalan itu. Sahabat pun melakukan kegiatan yang sama seperti beliau, tapi apa kata pengemis itu: "Kau siapa?", "aku ini adalah pemberi makanmu", jawab sahabat."Bukan kau bukan orang itu, dia selalu memamahkan makanan itu sebelum memberikannya kepadaku, kemanakah dia?, "Dia sudah meninggalkan kita, dia adalah Muhammad Rasululloh". pengemis itu kontan meneteskan air matanya. Orang yang selama ini selalu dia jelek-jelekkan ternyata adalah orang yang memberinya makanan setiap pagi. Subhanalloh.

waktu telah memindai setiap langkahku, aku suka dengan aku yang sekarang. Perlahan Alloh membuka setiap jalan yang aku iniginkan Ya, kini aku dilepas oleh murabbi-ku untuk ikut ke dalam tulabi. Subhanalloh. Ini adalah perjuangan yang sesungguhnya. Membina, menjadi uswah. Di balik semua itu, aku agak sedikit minder dan tidak percaya diri. Begitu cepat proses ini, tapi aku bersyukur karena dengan ini akan lebih menguatkan aku untuk lebih kuat dalam dien-ku.

Aku siap untk menjadi kader dakwah. Bismillah dan lillahita'ala. Allohu Akbar