Sejatinya perbedaan itu adalah warna yang harus dinikmati keindahannya, bukan untuk diejek bentuknya.
Biarlah kita berbeda tapi tujuan kita sama, seperti kita ingin pergi ke sebuah masjid melewati jalan yang berbeda.
Jangan pula saling mengusik, itu sama kalian dengan provokator yang menghendaki perpecahan. Ideologi ada untuk kita pelajari kemudian memilih bukan untuk berlomba mana yang paling benar di antaranya. Jangan dibikin pusing deh, intinya Lakum Dinukum Waliyadin "Untukmu agamamu, dan untukku agamaku".
Setiap orang punya alasan tersendiri mengapa milih ini, dan mengapa milih itu?
Sekarang coba deh dipikir bersama: pilihan itu adalah privasi, merasa terganggu tidak kalau privasi kalian diikutcampuri orang lain?
Betapa indahnya juga kalau perbedaan itu tidak dipandang sebagai sesuatu yang ekstrim. Saling menghormati sesamanya. Sangat indah.
Alloh Swt berfirman dalam ayatNya (Al-Qur’an Surat Ali Imron ayat 103 )
“Dan
berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah dan janganlah
kamu bercerai-berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu
dahulu (masa jahiliyah) bermusuhan. Lalu Allah mempersatukan hatimu,
sehingga dengan karunianya, kamu menjadi bersaudara, sedangkan (waktu
itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu
dari sana. Demikian Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu
mendapat petunjuk”.
Nah, sudah jelas kan kita itu adalah bersaudara, kalau kita bermusuhan apa bedanya kita di masa sekarang dan masa dahulu ketika masa jahiliyah. Jangan kecewakan beliau Rasululloh S.A.W yang telah berjuang demi tegaknya Islan sebagai Dien kita.
MAri bersholawat bersama untuk beliau Rasululloh:
"Allohumma Solli'ala Muhammad Wa'ala ali Muhammad"
Semoga limpahan Rahmat selalu tercurahkan kepada Rasulloh dan keluarganya. AMIN
Rabu, 19 Desember 2012
Jumat, 23 November 2012
SETITIK CATATAN PAGI
Bilamanakah perjalanan ini masih panjang
biarlah aku untuk tetap kokoh
berdiri, dan tegap
bilamanakah penantian ini masih panjang
jadikan aku senantiasa menjadi insan yang sabar
Ya Bari
Engkaulah yang Maha Menjadikan
Ya Alim
Yang Maha Mengetahui
Engkau jauh lebih tahu dari apa yang tidak diketahui
Bila kelak Engkau tepatkan waktu untukku
Bersanding dengannya dalam ridhoMu
dia-lah yang akan membingbingku menuju syurga terindahMu
engkau yang telah ditetapkan Rabbmu untukku
Bimbing aku untuk dapat meneladani umul-umul mukminin
Meneladani Mutiah wanita ahli syurga sebelum kematiannya
Ya Bari
Jadikan cinta kami adalah cinta karenaMu
sehingga lahir mujahid dan mujahidah dari tangan kami karena ridhoMu
Ya Mujib
Engkaulah Yang Maha Mengabulkan. AMIN
Rabu, 21 November 2012
KARENA "ALAY" JADI "4L4Y"

apa itu ALAY?
ALAY adalah sebuah istilah yang merujuk pada sebuah fenomena perilaku remaja di Indonesia "Alay" merupakan singkatan dari "anak layangan"atau "anak lebay". Istilah ini merupakan stereotipe yang menggambarkan gaya hidup norak atau kampungan. Selain itu, alay merujuk pada gaya yang dianggap berlebihan dan selalu berusaha menarik perhatian. Seseorang yang dikategorikan alay umumnya memiliki perilaku unik dalam hal bahasa dan gaya hidup. Dalam gaya bahasa, terutama bahasa tulis, alay merujuk pada kesenangan remaja
menggabungkan huruf besar-huruf kecil, menggabungkan huruf dengan angka
dan simbol, atau menyingkat secara berlebihan. Dalam gaya bicara,
mereka berbicara dengan intonasi dan gaya yang berlebihan.
Alay merupakan sekelompok minoritas yang mempunyai karakterisitik unik
di mana penampilan dan bahasa yang mereka gunakan terkadang menyilaukan
mata dan menyakitkan telinga bagi mayoritas yang tidak terbiasa
bersosialisasi dengannya. Biasanya para Alayers (panggilan para Alay)
mempunyai trend busana tersendiri yang dapat menyebar cepat layaknya
wabah virus dikalangan para Alayers yang lain, sehingga menciptakan satu
keseragaman bentuk yang sedikit tidak lazim.
Dari uraian di atas tadi perlu dicatat ada kata-kata "gaya hidup norak atau kampungan", makanya ga usah bangga kalau kamu lancar atau mahir berbahasa alay. Jangan takut kalau dibilang ga gaul. Justru menurut ana, orang yang kayak gitu adalah orang yang tidak mempunyai sopan. Kenapa? karena NGREPOTIN. Jelas ajalah ngrepotin, tiap kali baca sms harus mikir dulu, harus membaca berulang kali kalau nulisnya dicampur pakai angka atau simbol, pusing kan? apalagi kalau nulisnya dibalik dari huruf akhir ke huruf awal kata, SUSAH ...harus belajar ngeja lagi. SANGAT MEMBUANG WAKTU yang harusnya 1 menit baca ini 5 menit baru paham maksudnya.
Sebenarnya kalian dapat tulisan ini dari siapa sih? dari mana asalnya? siapa yang ngajarin, nanti taqlid buta lo, dan ga akan masuk SURGA (hmm, udah jelas dong, kalau di komuniti bahasa alay emang ga ada SURGA). Pada mau kan masuk SURGA, buruan deh benerin bahasanya.
Kalian tahu gak si? kalau bahasa itu merupakan cerminan budaya. Lah terus kalau kalian orang Indonesia menggunakan bahasa "ALAY" apa kata Gorys Keraf, dan ahli bahasa lainnya. Asal tahu aja ni kalian, beliau-beliau para pakar sudah susah-susah membuat penelitian yang tujuannya untuk membenarkan bahasa malah kalian rusak begitu saja, bagaimana kalian mau dihormati, kalian saja tidak mau menghormati.
Kita sudah belajar bahasa lebih dari 10 tahun mulai dari bahasa pertama sampai bahasa kedua (bahasa yang dipelajari) itu semua ada kaidahnya, tidak asal-asalan saja. Bahasa alay sangat merusak citra bangsa dan bahasa Indonesia. Dalam kaidah bahasa yang terdapat di EYD tidak ada aturan yang menyatakan di tengah kata boleh menggunakan huruf besar dan angka. Aturan angka sendiri, aturan huruf juga sendiri (itu terpisah tidak satu kesatuan). Kita ini generasi muda, dan sesuai dengan proporsinya kita adalah penerus bangsa, masa depan bangsa ada di tangan kita. Jangan deh kalian ikut bahasa-bahasa yang kayak gitu, kurang berwibawa, bikin orang ilfill bukan bikin orang bangga. Dan juga kasihan kan? kalau ada orang luar negeri yang berkunjung ke tempat kita terus tanya menggunakan bahasa Indonesia, tapi kita balasnya pakai bahasa alay, judulnya tidak nyambung. Jangan salah lo, bahasa Indonesia diajarkan pula di sekolah-sekolah luar negeri. Apa ga malu kita dengan mereka, kita orang Indonesia ASLI, TULEN, ORISINAL tapi tidak mencintai bahasa sendiri. KAWAN, budaya kita sudah ada yang diklaim oleh negara lain, apakah sekarang kita juga harus kehilangan bahasa Indonesia?
Yook. kita ingat kembali point ketiga sumpah pemuda:
KAMI PUTRA DAN PUTRI INDONESIA MENJUNJUNG BAHASA PERSATUAN, BAHASA INDONESIA
Siapa lagi yang akan mencintai tubuh kita kalau bukan diri kita sendiri!!!!!
Yook. kita ingat kembali point ketiga sumpah pemuda:
KAMI PUTRA DAN PUTRI INDONESIA MENJUNJUNG BAHASA PERSATUAN, BAHASA INDONESIA
Siapa lagi yang akan mencintai tubuh kita kalau bukan diri kita sendiri!!!!!
Senin, 19 November 2012
TERNYATA "GALAU"
Wuduwh wuduwh wuduwh, galau ne galau...kritis
Cita-cita ana adalah JANNAH. InsyaAlloh. AMIN.
Dengan menggandeng kedua orangtua ana meniti sirotol mustaqim. AMIN.....yang tipisnya seukuran rambut dibelah tujuh (satu aja udah tipis, masih dibelah tujuh). Yukk, kita merenung bersama
Di sini adalah titik KEGALAUAN ana, kenapa galau?
Bagaimana tidak galau, cita-cita Jannah dan berdampingan dengan beliau putri Rosululloh SAW Fathimah Az-Zahra. AMIN tapi hadits masih 0, hafalan ayat bablas, ma'tsurat hmmmm........
Apa jadinya? ada rasa iri yang mengganjal hati ana, ketika teman ana berkata ke ana dia lagi program tahfidz dan sudah hafal 3 juz. Subhanalloh. Ana selalu iri dengannya. Afwan ya ukht. Tenang ukht, semua aman walaupun iri tetep ga ada gejolak dalam hati ana.....malahan jadi termotivasi biar seperti anti. AMIN, doakan ya ukht.
Lagi-lagi terganggu oleh pikiran aneh, yang jelas sudah diHARAMKAN. Ingat kata umi Juju harus tetap KHUSNUDZON dengan Alloh, jadi ga usah diceritain apa pikiran ana, menjaga ke-KHUSNUDZOnan............
Sebelum kita berimam tanggung jawab masih dengan orang tua, sesudah ada imam kita beralih tangan. Nah, di sinilah: Apakah nanti kita mendapat imam yang mampu membawa kita ke Jannah atau sebaliknya. Na'udzubillah.
Harapan semua muslimah tidak terkecuali ana adalah memiliki imam yang jempolan deh, Cakep segala sesuatunya...biar lurus jalan kita mencapai Jannah.
Ada kalimat yang mengatakan, "Pendamping kita kelak adalah cerminan dari diri kita" apa yang melekat pada diri kita, itulah yang akan kita temui besok. Dan juga janji Alloh "Laki-laki baik hanya diperuntukkan untuk wanita baik-baik, begitu pula sebaliknya".......
Jelas kan, tidak ada keraguan di dalamnya. Hmm, ana masih galau juga....pikiran ana mengompori diri ana untuk cepet nikah, alasannya sih biar ada yang ngebimbing yang sekaligus jalan ke surga. AMIN
Tapi masalahnyee yeee, ana kepingin tuh nikah tapi ana belum siap dengan segala sesuatunya. Mengapa ana kepingin nikah? karena ana pingin ada yang ngebimbing untuk surga ana, untuk segala sesuatunya juga, tapi di sisi lain ana belum siap untuk berumah tangga. Adanya seseorang di samping yang sejalan tambah menguatkan hati ana juga. Soalnya ni ana sering down dikala sendiri. Padahal antuma tahu sendiri kan kalau liqo itu seminggu sekali, kalau sehabis liqo mah iyaa, SEMANGAT PWOLL, tapi pas udah 3 hari dst. penuh dengan perjuangan. Yah....kita memang harus berjuang, bagaimanapun kondisinya, harus istiqomah. Ini sepenggal nasihat yang disampaikan teteh saat ana sedang down. Dihayati yaaa:
Ingatlah!
Alloh tidak pernah menjajikan bahwa langit selalu biru,
bunga selalu mekar,
dan mentari selalu bersinar.
Tapi ketahuilah bahwa Alloh selalu memberi pelangi di setiap badai,
senyum di setiap air mata,
hikmah di setiap cobaan,
dan jawaban di setiap doa,
JANGAN PERNAH MENYERAH, TERUSLAH BERJUANG: ISTIQOMAH
Minggu, 18 November 2012
Coret-coret
Sedikit berbagi cerita yeee:
Sekitar seminggu yang lalu kejadianya, tanggal 07 November 2012. Cuaca waktu itu mendung, udah sempat hujan si sebelumnya. Waktu itu ana ada kuliah, dengan cuaca yang seperti itu ana sedikit bimbang: antara ke kampus pake motor atau pake bis umum? Walhasil ana tanyain ke umi, kata umi si mendingan naik bis aja (jelaslah umi bilang begitu, orang dari dulu beliau senangnya minta ampun kalau ana naik bis umum, LEBIH AMAN KATANYA), tapi kata ana si enggak, senggol sana, senggol sini, masa iya ana harus pakai kaos tangan. (Cieee, si neng jadi akhwat ne ceritanye). InsyaAlloh. AMIN.
Bener-bener berkah ramadhan, terima kasih ana ucapkan untuk semua pihak terkait yang telah membantu ana dalam peng-akhwatan diri. Gara-gara antum ana jadi seperti sekarang. Haturnuhun nyak nasihatnya. jazakallahu khairan.
Opps, kok jadi OOT yak (Out OF Topic). Lanjut deh yak..............
Hmm, karena harus birrul walidain, ana nurut nasihat umi, jadilah ana naik bis.
seeeeeettt, pas nungguin bisnya ga usah diceritain yak, langsung ajah ke TKP.
Ana udah duduk di dalam bis, satu hal yang paling ana takutin pas mau naik bis adalah jeng jeng jeng____kalau bis ntu kan tempat duduknya berdua dan bertiga. Nahhh, ana takut nanti pas dapat tempat duduk sebelah ana adalah ikhwan, nah loo, gimana tu? Alhamdulillah, kekhawatiran ana tidak terealisasi, ana dapat tempat duduk bareng akhwat. Plos Nong, rasanya....LEGAAAAAAAAAAAA (sambil mendesah ya bacanya, biar mendrama sedikit). ho ho
Lanjut cerita nee, ana lagi seneng-senengnya baca bukunya ustadz Salim A fillah, si ustadz ganteng, he he " Assalamualaikum ustadz". Ana bawa tu buku buat bacaan di bis, daripada ana melamun, atau menghayal, udah pada tahu kan kalau Alloh tidak suka dengan orang yang panjang angan-angan alias suka berkhayal, makanya harus jaga pikiran, diikat pikirannya, biar ga pada terbang. Solusi lainnya adalah agar pikiran kita tidak kosong, kata murobbi ana dengan berdzikir (selalu mengingat Alloh) karena syetan itu bisa masuk dari sudut mana saja, lewat lubang terkecil dalam tubuh antuma pun bisa, (Hayoooh-hayoooh, buruan tutup lubangnya). Eitsss, jangan hanya lubang yang ditutup, lebih akhsan kalau auratnya ditutup rapat-rapat, biar ga dijelalatin sama ikhwan KTP, he he.....biar ga jadi sumber nafsu juga karena tidak memungkiri, memang benar wanita itu adalah sumbernya nafsu. Makanya kenapa perempuan itu harus menutup rapat tubuhnya dengan kain, tapi kain yang longgar loh ya, bukan yang mefeeetttt. Tapi juga bukan berarti ikhwannya bebas, TIDAK BISA....para ikhwan juga diperintahkan untuk menjaga pandangannya, antum-antum punya mata harus dijaga...nunduk ke bawah kalau lihat akhwat biar syetannya ga ikut campur.
Lanjutin lagi yeee..................
Ana sudah duduk di posisi aman, dibilang aman enggak juga si karena posisinya di pinggir. Ana lihat sebelah ana, ting tong seorang ummahat yang pakai niqob (tau kan yee niqob). Niqob itu adalah cadar, yang kata Ustadz Salim dalam bukunya NPSP, bagi yang belum tau ni gambar bukunya:
...cadar itu adalah sunnah yang disukai. Ana ga berani lihat tu ummahat, karena sekali lagi takut ngrasani walaupun hanya di dalam hati, mending ana ga lihat deh. Ana mulai membaca buku yang ana bawa, lembar demi lembar...kepala ana mulai terasa pusing (maklum yee, ana mabuk darat, laut dan udara) ha ha, maklum anak desa.
Teeet, ummahat tadi sama suaminya. Mereka turun di terminal Prembun. Tanpa ana duga dan nyana si ummahat tadi sebelum turun terlebih dulu dia menyapa ana, begini bunyinya: "Mari mba, Assalamualaikum". Subhanalloh, sontak ana kaget, seneng (senyum-senyum sendiri di bis) karena ulah si ummahat ngasih salam ke ana, padahal kita ga saling kenal. Itulah indahnya islam walaupun tidak kenal, tapi islam mengenalkan kita, hadits mengatakan:"Almuslimu akhul muslim", artinya Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya. Tuuuuu, pahami haditsnyee yeee.....
Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, untuk seluruh umat muslim kita ini saudara meeennn, jangan kaliann bercerai berai, mau ajeee luuu di kompori sama yahudi. Kalau dituruti mah, ga bakal ada selesainya. Kita tahu kan dari zaman Rosululloh Yahudi tidak pernah pro dengan islam, jadi sampai kapan pun Yahudi akan tetap membuat umat muslim pecah. Buat Yahudi nyengir getir dengan mempererat tangan, dan genggaman. INGATTT YEEE!!!! SESAMA MUSLIM NTU SAUDARA.
Sekian dulu, CAU CAU
Minggu, 30 September 2012
Meniru Kukang
Kukang adalah salah satu primata yang tersebar cukup luas, muali dariu semenanjung Malaya, Sumatra dan pulau di sekitarnya, Kalimantan hingga ke Pulau Nusantara. Satwa ini ditemui hingga ketinggian 1.300 mdpl di Gunung Sinabalu, Sabah, Malaysia. Kukang memiliki rambut yang tumbuh sangat lebat dan halus. Warna rambut sangat bervariasi, mulai dari kelabu keputihan, kecoklatan hingga kehitam-hitaman.
Pada punggung terdapat garis coklat melintang di bagian belakang tubuh hingga dahi. Garis coklat tersebut bercabang ke dasar telinga dan mata. Pada bagian mata rambut coklat ini berbentuk bundar atau oval hingga menyerupai kacamata. Panjang tubuh termasuk kepala sekitar 190-275 mm untuk betina dewasa dan jantan sekitar 300-380mm. Ekornya pendek dan melingkar panjangnya antar 10-25 mm. Berta tubuh untuk jantan dan betina dewasa antara 375-900 gram.
Gerakan primata ini sangat lamban dengan menggunakan anggota tubuhnya untuk berpindah dari dahan ke dahan dengan cara menggantung. Pada saat bergerak di malam hari, kukang jantan menandai dengan air kencingnya pada pohon yang dilalui untuk daerah teritorialnya (kekuasaan). Kukang aktif di malam hari (nocturnal) dan hidup di pohon. Pada siang hari tidur di cabang-cabang pohon, tetapi tidak membuat sarang. Cara tidurnya melingkar dengan kepala tersembunyi di antara kedua kakinya.. Dia hewan liar yang lebih suka menggulung diri , menyembunyikan mukanya, menghindar dari manusia.
Satu hal penting yang perlu kita pelajari dari kehidupan kukang adalah bagaimana kukang jantan berkompetensiuntuk mendapatkan kukang betina. Kalau biasanya sesekor binatang harus bertarung hingga berdarah-darah untuk merebutkan betina. Mereka berlomba kecepatan untuk berlari samapai ke garis finis (dahan di mana sang betina bergelantung menanti kukang jantan). Ketika kukang jantan berhasil meraih ranting sang betina, maka kukang jantan yang mengikuti pertandingan akan menghentikan perebutannya.
Mereka berbesar hati menerims kekalahan itu, "tanpa darah", "tanpa hujatan", "tanpa balas dendam". Ini seperti dalam film "Kung Fu Panda" di mana master Oogway tidak membiarkan makhluk sakti Thai Lung untuk memiliki mantra sakti Dragon Hero. Thai Lung kalah dalam pertandingan itu dengan frustasinya dia mengoceh: "Kamu hanyalah seekor panda gendut. Bagaimana mubgkin kamu bisa mengalahkan aku?" Dalam keadaan sempoyongan dia masih merasa dirinya lebih berhak atas kemenangan itu. Dan benar apa yang dikatakan master Oogway bahwa " kerendahan hati adalah salah satu tanda dari seorang ksatria".
Orang-orang yang memiliki kebesaran hati, selalu memiliki ruang untuk merendah. Sebab mereka tahu bahwa dengan kerendahan hati tidak menjadikan harga dirinya rendah. Sebaliknya jika hati kita terlalu tinggi maka sangat sulit bagi kita untuk mengakui bahwa orang lain memang lebih baik dari kita.
Pada kenyataannya kita sering meninggalkan apa yang disebut kebesaran hati untuk menerima kekalahan. Tidak dapat terpungkiri bahwa kehidupan kita menyeruapai arena penuh persaingan. Memang adakalanya benturan-benturan kecil ataupun besar datang dalam kehidupan kita, tak jarang kita bertemu dengan orang-orang yang bersifat negatif.
Ada sebuah kisah dari www.pembelajar.com: seorang guru yang memberikian tugas cukup unik kepada anak didiknya untuk pelajaran budi pekerti. Hari itu siswa kelas 3 SD diminta memasukkan kentang ke dalam kantong plastik, sesuai dengan jumlah orang yang btidak disukai. jika siswa membenci banyak orang, maka smakin banyak pula kentang yang ia masukkan ke dalam plastiknya.
Tugas selanjutnya dalah para siswa diwajibkan membawa kentang-kentang tersebut ke mana pun mereka pergi selama satu minggu. Hari pertama, kedua, dan ketiga siswa masih belum banyak mengeluh, tetapi menginjak hari ke-4 sampai hari ke-6 hampir seluruh siswa itu mengeluh karena merasa sangat tersiksa membawa beban yang cukup berat apalagi kentang-kentang itu membusuk dan berbau. Setelah satu minggu kentang-kentang itu dilepaskan dan murid-murid merasa lega.
Kisah tersebut mengisyaratkan alangkah ruginya menyimpan rasa sakit hati terus-menerus karena menyebabkan tubuh kita menjadi cepat letih dan sakit. Menyimpan rasa sakit hati dapat menghambat upaya kita mencapai tujuan-tujuan yang lebih tinggi dan usaha-usaha untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Sebaliknya, jika kita berbesar hati melepaskan sakit hati itu, maka kita akan lebih mudah memetik manfaat darinya meskipun usaha itu tidak mudah.
Kunci utama dalam melepaskan sakit hati adalah MEMANDANG PERSOALAN DENGAN JERNIH TANPA HARUS DIKOTORI OLEH PERASAAN IRI, DENGKI, SIRIK, PELIT, DAN CULAS.
Rabu, 26 September 2012
Tips Cantik
Hai Wanita cantik! Apa kabarmu hari ini?
semoga selalu dalam lindungan Allah Swt
Bagaimana dengan iman Anda? InsyaAllah bertambah kecintaan kita untukNya
Sebagai wanita muslimah kita tidak boleh melupakan perintah Allah Swt. untuk menutup aurat. Mungkin, dari kalian para akhwat ada yang belum paham tentang aurat? ini dia uraiannya:
Aurat (Arab: عورة, transliterasi: Awrat) adalah bagian dari tubuh manusia yang diharamkan untuk dilihat dan dipegang. Nah, untuk kita kaum hawa auratnya adalah seluruh tubuhnya, kecuali kedua telapak tangan dan muka. Seperti apa yang disabdakan oleh Rasululloh SAW terhadap putri Abu Bakar ra:
“Wahai Asma’ sesungguhnya seorang wanita itu
apabila telah baligh (haidl) maka tidak boleh baginya menampakkan
tubuhnya kecuali ini dan ini, seraya menunjukkan wajah dan telapak
tangannya.” (H.R Abu Daud dan Baihaqi)
Nah, jelas dalam hadits tersebut seorang wanita hanyalah boleh menampakkan muka dan telapak tangannya, tetapi itu tidak berarti mereka hanya asal berpakaian yang penting hanya dua hal itu yang terlihat.
Ada Ayat Al Quran yang menjelaskan tentang ini. Allah Swt. berfirman yang artinya:
“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang-orang mukmin : Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal dan oleh karenanya mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (Qs. Al-Ahzab: 59).
Jilbab dalam bahasa Arab berarti pakaian yang menutupi seluruh tubuh (pakaian kurung). Pakaian kurung itu bukan pakaian yang "pas bodi minimalis" atau jeans Changcuters.
Perlu dibedakan loh antara berjilbab dengan berkerudung. Berjilbab itu kita menutup semua anggota tubuh kita kecuali yang boleh terlihat. Kalau berkerudung adalah menutup kepala dengan kain. dalam hal berkerudung ini juga ada penjelasannya loh. Berikut kutipan arti ayatnya:
“…. hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya” (QS. An-Nuur: 31)
nah itu berarti kerudung yang digunakan itu harus dijulurkan hingga ke dada, tidak diikat ke belakang, kerudung juga harus lebar menutupi dada.
Semoga yang sedikit ini dapat bermanfaat!!!!!
------Tidak ada yang sempurna kecuali Allah Swt.-----------
Berusaha untuk memperbaiki diri menjdi yang lebih baik (kata yang nulis ini). hiks hiks
Sabtu, 15 September 2012
Pilih Mana?
Bagaimanakah dengan Anda? hmmm, lihat saja indah mana?
sebagian remaja kita lebih memilih untuk pacaran ketimbang taaruf. jika ditelaah lebih dalam lagi, taaruf itu lebih indah dari pacaran, walaupun keduanya memiliki tujuan yang sama "untuk saling mengenal satu sama lain.
Sebuah hubungan pacaran tidak "afdhol"tanpa adanya aktivitas-aktivitas seksual atau percumbuan yang dipengaruhi oleh media massa yang telah nyata melanggar norma agama, di Indonesia masih terjadi dan dilakukan secara turun-temurun dari generasi ke generasi.
Dalam hubungan pacaran, belum tentu si pacar kita kelak menjadi suami kita. sungguh rugi bagi kaum wanita. Tegakah kita terhadapnya (kaum laki-laki) yang menjadi suami kita. Apakah kita akan menyuguhkan teh yang telah diminum oleh orang lain?". Begitu juga dengan laki-laki. Apakah kita akan menghianati wanita yang menjadi pendamping kita makhluk yang paling indah diciptakan olehNya. Astaghfirullohaladzim (ampuni segala dosa hambaMu Ya Alloh).
Begitu indahnya taaruf. Subhanalloh
Islam telah menganjurkan bagi kita kaum muslim untuk berkenalan melalui taaruf. Dengan taaruf kita menjadi aman (IsnyaAlloh) terhindar dari sakit hati, dan tanpa sentuhan nafsu. Taaruf berlaku bagi mereka yang sudah siap untuk menempuh kehidupan baru. Alloh begitu sayang kepada umatnya, Dia tidak ingin kita bersedih, karena cinta merupakan anugerah yang Dia berikan untuk umatNya. Dia ingin menjaga umatnya dari zina. Subhanalloh.
Begitu sayangnya Engkau kepada umatMu.
Rabu, 05 September 2012
PEREMPUAN-PEREMPUAN PERKASA
FEMINISME DALAM PUISI PEREMPUAN-PEREMPUAN PERKASA KARYA HARTOYO ANDANGJAYA
Musalmah
Miftachurizqi (092110176-VIE)
Kita dipaksa “meng-iya-kan” sesuatu atas adanya
kuasa atau power kuasa bergerak dalam relasi-relasi dan efek kuasa didasarkan
bukan oleh orang yang dipaksa meng “iya”kan keinginan orang lain, tapi
dirasakan melalui ditentukannya pikiran dan tingkah laku. Dan hal ini mengarah
bahwa individu merupakan efek dari kuasa. (Naffine)
Di
Indonesia feminisme sedang berkembang dibicarakan. Feminisme sejatinya adalah
emansipasi yang memberikan kebebasan terhadap wanita untuk melakukan apa pun
yang menjadi kebebasannya.
Tidak dipungkiri kehadiran kaum perempuan
telah memberikan warna tersendiri bagi dinamika kehidupan itu sendiri, kendati
sumbangsih mereka lebih sering diklaim tidak sedasyat dengan apa yang telah
diraih kaum laki-laki. Dalam masa modern masih ada pihak ataupun perlakuan yang menempatkan
kaum perempuan hanya sekedar sebagai pelengkap kalau enggan disebut sebagai
masyarakat kelas dua.
Di awal abad modern, citra dan kedudukan
perempuan tidak pernah dianggap setara dengan laki-laki. Perempuan disamakan
dengan budak dan anak-anak, dianggap lemah fisik ataupun akalnya. Paderi-paderi
gereja menuding perempuan sebagai pembawa sial dan sumber malapetaka, penyebab
kejatuhan Adam dari surga.
Senada dengan itu, J. J. Rousseau
menggambarkan perempuan sebagai makhluk yang tolol, sembrono dan dilahirkan
untuk melengkapi laki-laki . Termasuk Declaration
of the Right of Man and of the Citizen yang menjelaskan tentang kewarganegaraan
Perancis pasca revolusi 1789, ditengarai gagal memberikan status yang sah
terhadap perempuan.
Puisi Perempuan-perempuan
Perkasa karya Hartoyo Andangjaya memperlihatkan pada kita pola pikir yang
menyatakan bahwa peran wanita hanya sebatas dapur, sumur, kasur, mengurus
keluarga adalah kurang tepat adanya.
Bammelen (2002) juga menyatakan ada beberapa ciri gender yang diletakkan
oleh masyarakat pada pria dan wanita. Wanita memiliki ciri-ciri lemah, halus
atau lembut, emosional. Pria memiliki ciri-ciri kuat, kasar, rasional. Dalam
aplikasinya peran wanita sesuai gender adalah ibu rumah tangga yang berfungsi
sebagai tenaga kerja domestik yang mengurusi rumah tangga. Pria secara otomatis
akan berperan sebagai kepala rumah tangga yang menjadi tenaga kerja publik
sebagai pencari nafkah.
Melalui penyimbolan, puisi ini mengajak kita
untuk meneropong ketimpangan sosial yang ada antara laki-laki dan perempuan. Ketimpangan
itu nampaknya ditepis dengan bait-bait puisi berikut:
Perempuan-perempuan perkasa yang membawa bakul
di pagi buta, dari manakah mereka
Ke stasiun mereka datang dari bukit-bukit desa
Sebelum peluit kereta api terjaga
Sebelum hari bermula pada pesta kerja
Perkasa merupakan
kata yang mampu memberikan gambaran kepada kita bahwa perempuan bukanlah kaum
lemah, tetapi mereka juga bisa berdiri dengan kaki mereka. Berangkat pagi dari
desa mereka untuk menjajakan jualannya.
Perempuan –perempuan perkasa yang membawa
bakul dalam kereta, ke manakah mereka
Di atas roda-roda baja mereka berkendara
Mereka berlomba dengan surya menuju gerbang
kota
Merebut hidup di pasar-pasar kota
Perempuan-perempuan itu menggunakan kereta
untuk sampai ke pasar. Mereka tidak ingin terlambat dalam menjajakan jualannya
itu.
Perempuan-perempuan perkasa yang membawa bakul
di pagi buta, siapakah mereka
Mereka ialah ibu-ibu berhati baja, perempuan
perkasa
Akar-akar yang melata dari perbukitan turun ke
kota
Mereka: cinta kasih yang bergerak desa demi
desa
Mereka ialah ibu-ibu berhati baja, perempuan-perempuan
perkasa. Jelaslah itu merupakan penunjukkan eksistensi wanita dalam
kehidupan.
Nilai positif yang dapat diraih dari bait-bait
puisi ini adalah jangan memandang setengah mata terhadap perempuan dan jangan
berani terhadap perempuan. Nilai semacam ini yang harusnya disampaikan pendidik
untuk memperbaiki moral anak bangsa. Dengan menilik realita, banyak anak di
zaman sekarang ini yang berani terhadap ibunya.
Peran perempuan di dalam rumah juga tidak luput
dari mereka perempuan-perempuan perkasa.
Mengurus rumah tangga sama merepotkannya seperti kaum laki-laki yang bekerja
kantoran. Bahkan, jika dilihat secara mendetail tugas perempuan sangat berat.
Kiranya kita patut memberi acungan jempol kepada mereka. Tidak salah jika
sebagian dari kita mengatakan bahwa kesuksesan kaum laki-laki tidak terlepas
dari perempuan.
Selasa, 04 September 2012
Ki Panji Kusmin
Pandjikusmin lahir dari keluarga Islam. Nama Kusmin diambil dari nama
ayahnya saat kecil, sementara Pandji nama kakeknya dari pihak ibu.
Ayahnya menikah lagi dalam pengungsian pada 1945, di Malang. Sejak
berumur lima tahun, ia ikut ibu tiri. Ibu tirinya adalah seorang
Protestan. Ia disekolahkan di sekolah Kristen di Malang dan oleh ibunya
dan dididik sebagai Protestan.
Semasa sekolah dasarnya di Malang, ia sering tak naik kelas. Tingkah
lakunya bandel, sehingga ibu tirinya mengirim ke Asrama Katolik Boro di
Kulonprogo, Yogya. Selama tiga tahun dia diasuh oleh Pastor Harsosusanto
dan Bruder Themoteus. Di sinilah ia kemudian dibaptis menjadi seorang
Katolik. Setamat SD di Bruderan Boro, Kulonprogo, ia melanjutkan studi
ke SMP Kanisius Salatiga.
Tahun 1956, lulus dari SMP Kanisius, ia pergi ke Semarang. Di
Semarang, ia masuk SMA Protestan—yaitu SMA Masehi, tapi ia tetap
Katolik. Beberapa bulan kemudian, ayahnya, yang telah menetap di
Jakarta, menikah kembali. Ibu tirinya meninggal. Upacara pernikahan
secara Islam ini mengetuk hatinya. Penghulu dan doa-doa yang dibaca
membuat ia terkenang akan masa kecilnya. Sejak itu, Ki Pandjikusmin
memutuskan kembali masuk Islam. Ia meninggalkan SMA Masehi Semarang,
lalu akhirnya pindah ke Akademi Pelayaran Nasional. Selama enam tahun ia
menjalani wajib dinas di Jakarta.
Setelah heboh cerpen Langit Makin Mendung, Ki Pandjikusmin ternyata
masih mengirim naskah ke Horison. Pada 1970, ia mengirim cerpen berjudul
Petasan dalam Sampah. Naskah itu tidak dimuat karena tidak lolos
kriteria Taufik Ismail. “Kalau saya jadi redaktur Sastra, Langit Makin
Mendung pun tidak saya loloskan. Itu cerpen jelek. Metafora Ki
Pandjikusmin sangat sederhana dan kekanakan. Tuhan melayang di atas,
memakai kacamata seperti orang tua. Imajinya begitu miskin,” tutur
Taufiq kepada Dharmawan Sepriyossa dari TEMPO. Pada 20 Oktober 1971,
sang pengarang misterius mengirim cerpen berjudul Dia Tidak Tidur. Yang
ini dimuat di Horison edisi Desember 1972. Bila kita tilik alamat
suratnya, kini ia berpindah lagi, yaitu Jalan Perhutani I Jalan Rajawali
40 Surabaya. Jadi, semenjak 1967, berdasarkan surat-surat lusuh itu, Ki
Pandjikusmin tampaknya telah berpindah empat kali: Jakarta,
Probolinggo, Singapura, dan Surabaya.
Integrasi dan Interferensi dalam Bahasa Indonesia
Interferensi dan
Integrasi
A.
Interferensi
Pengertian interferensi menurut para
ahli di bidang sosiolinguistik:
Menurut pendapat Chaer (1998: 159)
interferensi pertama kali digunakan oleh Weinrich untuk menyebut adanya
perubahan sistem suatu bahasa sehubungan dengan adanya persentuhan bahasa tersebut
dengan unsur-unsur bahasa lain yang dilakukan oleh penutur yang bilingual.
Peristiwa interferensi merupakan penyimpangan dalam penggunaan suatu bahasa
dengan memasukkan sistem bahasa lain, juga penggunaan klausa dari bahasa lain
dalam suatu kalimat.
Menurut Hartman dan Stonk dalam
Chair (1998: 160) interferensi terjadi akibat terbawanya kebiasaan-kebiasaan
ujaran bahasa ibu atau dialek ke dalam bahasa atau dialek kedua.
Abdulhayi (1985: 8) mengacu pada
pendapat Valdman (1966) merumuskan bahwa interferensi merupakan hambatan
sebagai akibat adanya kebiasaan pemakai bahasa ibu (bahasa pertama) dalam
penguasaan bahasa yang dipelajari (bahasa kedua). Sehingga terjadi transfer
antara kedua bahasa tersebut.
Jendra (1995: 187) menyatakan bahwa
interferensi sebagai gejala penyusupan sistem suatu bahasa ke dalam bahasa
lain.
Menurut Yusuf
( 1994: 67) faktor utama yang dapat menyebabkan interferensi adalah perbedaan
antara bahasa sumber dan bahasa sasaran. Perbedaan itu tidak hanya dalam
struktur bahasa melainkan juga keragaman kosakata.
Ada tiga ciri pokok perilaku atau
sikap bahasa yang dikemukakan oleh Bawa (1981: 8) yaitu:
1.
Language
loyality, merupakan sikap loyalitas/ kesetiaan
terhadap bahasa;
2.
Language
pride, merupakan sikap kebanggaan terhadap
bahasa;
3.
Awareness
of the norm, merupakan sikap sadar adanya
norma bahasa.
Jika
wawasan terhadap ketiga ciri pokok atau sikap bahasa itu kurang sempurna
dimiliki sseorang, berarti penutur bahasa itu bersikap kurang positif terhadap
keberadaan kebahasaannya. Hal seperti ini yang menjadi latar belakang timbulnya
interferensi.
Menurut
Jendra (1991: 105) ada tiga unsur pokok pembangun interferensi, yaitu:
1.
Bahasa sumber atau
bahasa donor adalah bahasa yang menyusup
unsur-unsurnya atau sistemnya ke dalam bahasa lain;
2.
Bahasa penerima atau
bahasa resipien adalah bahasa yang menerima atau yang disisipi oleh bahasa
sumber;
3.
Adanya unsur bahasa
yang terserap (importasi) atau unsur serapan.
Dari
pengertian para ahli di atas dapat disimpulkan menjadi:
1.
Kontak bahasa
menimbulkan gejala interferensi dalam tuturan dwibahasawan.
2.
Interferensi merupakan
gejala penyususpan system suatu bahasa ke dalam nahasa lain.
3.
Unsur bahasa yang menyusup
ke dalam struktur bahasa yang lain dapat menimbulkan dampak negatif.
4.
Interferensi merupakan
gejala ujaran yang bersifat perseorangan, dan ruang geraknya dianggap sempit
yang terjadi sebagai gejala parole (speech).
Contoh
interferensi:
Interfernsi dalam
bidang fonologi berupa penambahan fonem.
Contohnya: gombong diucapkan ngGombong.
Interferensi dalam
bidang morfologi berupa penyerapan
afiks-afiks bahasa lain dalam pembentukan kosakata. Contohnya kepukul, bentuk benarnya terpukul.
Interferensi dalam
bentuk kalimat berupa penggunaan pola struktur
kalimat yang kurang tepat. Contohnya: makanan itu telah dimakan oleh saya………………makanan itu telah saya makan.
Interferensi
semantik berupa:
-
Bahasa resipien
menyerap konsep kultural beserta namanya dari bahasa lain. contoh : kata
demokrasi, politik, revolusi yang berasal dari bahasa Yunani-Latin.
-
Campur kode adalah
pemakaian dua bahasa tau lebih dengan saling memasukkan unsur bahasa yang satu
ke dalam bahasa yang lain secara konsisten.
Jenis interferensi
Ardiana
(1940: 14) membagi interferensi menjadi lima macam, yaitu:
1.
Interferensi kultural,
dalam tuturan dwibahasawan muncul unsur-unsur asing sebagai akibat usaha
penutur untuk menyatakan fenomena atau pengalaman baru;
2.
Interferensi semantik
adalah interferensi yang terjadi dalam penggunaan kata yang mempunyai variable
dalam suatu bahasa;
3.
Interferensi leksikal,
masuknya unsur leksikal bahasa pertama atau bahasa asing ke dalam bahasa kedua;
4.
Interferensi fonologis
mencakup intonasi, irama penjedaan, dan artikulasi;
5.
Interferensi grammatikal
meliputi interferensi morfologis, fraseologis, dan sintaksis.
Interferensi
menurut Jendra (1991: 106-114) :
1.
Interferensi ditinjau
dari asal unsur serapan
Interferensi
antar unsur sekeluarga disebut dengan penyusupan sekeluarga (internal interference). Sedangkan
penyusupan unsur bahasa yang tidak sekeluarga disebut penyusupan bukan
sekeluarga (eksternal interference).
2.
Interferensi ditinjau
dari arah unsur serapan
Interferensi
yang timbal balik antara ketiga unsur komponennya diebut dengan interferensi
produktif. Bahasa yang hanya berkedudukan sebagai bahasa sumber terhadap bahasa
lain atau interferensi sepihak disebut dengan interferensi reseptif.
3.
Interferensi ditinjau
dari segi perilaku
Interfernsi
ini bersifat perorangan dan dianggap
sebagai gejala penyimpangan dalam kehidupan bahasa karena unsur serapan itu
sesungguhnya telah ada dalam bahasa penerima.
4.
Interferensi ditinjau
dari segi bidang
Bila
interferensi itu sampai menimbulkan perubahan dalam sistem bahasa penerima
disebut dengan interferensi sistemik.
Dennes dkk. (1994:
17) mengidentifikasi interferensi menjadi empat:
1.
Dalam peminjaman unsur
bahsa yang unsur-unsur bahasanya dipinjam disebut bahasa sumber, sedangkan
bahasa penerima disebut bahasa peminjam;
2.
Dalam penggantian unsur
suatu bahasa dengan padanannya ke dalam bahasa lain terdapat aspek dari bahasa
yang disalin ke dalam bahasa lain yang disebut dengan substitusi;
3.
Penerapan hubungan
ketatabahasaan bahasa A ke dalam morfem bahasa B juga dalam kaitan tuturan
bahasa B atau pengingkaran hubungan ketatabahasaan bahasa B yang tidak ada
modelnya dalam bahasa A;
4.
Perubahan fungsi morfem
melalui jati diri antara suatu morfem bahasa B tertentu dengan morfem bahasa A
tertentu yang menimbulkan perubahan fungsi morfem bahasa B berdasarkan satu
model tata bahasa A.
Jendra
(1991; 108) membedakan interferensi menjadi lima aspek kebahasaan, antara lain:
1.
Interferensi fonologi;
2.
Interferensi morfologi;
3.
Interferensi sintaksis;
4.
Interferensi semantik;
-
Interferensi semantik
perluasan, apabila terjadi peminjaman konsep budaya dan juga nama unsur bahasa
sumber.
-
Interferensi semantik
penambahan,apabila muncul bentuk baru berdampingan dengan bentuk lama, tetapi
bentuk baru bergeser dari makna semula.
-
Interferensi semantik
penggantian, apabila muncul makna konsep baru sebagai pengganti konsep lama.
Yusuf
(1994: 71) membagi interferensi menjai empat jenis, yaitu:
1.
Interferensi bunyi,
terjadi karena pemakaian bunyi satu bahasa ke dalam bahasa yang lain dalam
tuturan dwibahasawan;
2.
Interferensi tata
bahasa, terjadi apabila dwibahasawan mengidentifikasi morfem atau tata bahasa
pertama kemudian menggunakannya dalam bahasa keduanya;
3.
Interferensi kosakata,
terjadi pada kata dasar, kelompok kata ataupun frasa;
4.
Interferensi tata makna
-
Interferensi perluasan
makna
-
Interferensi penambahan
makna
-
Interferensi
penggantian makna
Huda
(1981: 17) mengidemtifikasi interferensi menjadi empat macam :
1.
Mentransfer suatu unsur
bahasa ke dalam bahasa yang lain;
2.
Adanya perubahan fungsi
dan kategori yang disebabkan oleh adanya pemindahan;
3.
Penerapan unsur-unsur
bahasa kedua yang berbeda dengan bahasa pertama;
4.
Kurang diperhatikannya
struktur bahasa kedua mengingat tidak ada ekuivalensi dalam bahasa pertama.
FaktFaktor
penyebab terjadinya interferensi
Menurut
Weinrich (1970: 64-65) ada beberapa factor yang menyebabkan terjadinya
interferensi:
1.
Kedwibahasaan peserta
tutur;
2.
Tipisnya kesetiaan
pemakai bahasa penerima;
3.
Tidak cukupnya kosakata
bahasa penerima;
4.
Menghilangnya kata-kata
yang jarang digunakan;
5.
Kebutuhan akan sinonim;
6.
Prestise bahasa sumber
dan gaya bahasa
7.
Terbawanya kebiasaan
dalam bahasa ibu;
B.
Integrasi
Integrasi adalah penggunaan unsur
bahasa lain secara sistematis seolah-olah merupakan bagian dari suatu bahasa
tanpa disadari oleh pemakainya (kridalaksana 1993: 84). Salah satu proses
integrasi adalah peminjaman kata dari satu bahasa ke dalam bahasa lain.
Chair dan Agustina (1995: 168) mengacu
pada pendapat Mackey, menyatakan bahwa integrasi adalah unsur-unsur bahasa lain yang digunakan
dalam bahsa tertentu dan dianggap sudah menjadi bagian dari bahasa tersebut.
Jika suatu unsur serapan atau
iterferensi sudah dicantumkan dalam kamus bahasa penerima, dapat dikatakan unsur
itu sudah terintegrasi. Dalam proses integrasi unsur serapan itu telah
disesuaikan dengan sistem atau kaidah bahasa penyerapnya, sehingga tidak terasa
lagi keasingannya. Penyesuain bentuk integrasi tidak selamanya terjadi dengan
cepat, bisa saja berlangsung agak lama. Jangka waktu penyesuaian unsur integrasi
tergantung pada tiga faktor, antara lain:
1.
Persamaan dan perbedaan
sistem bahasa sumber dengan bahasa penyerapnya;
2.
Unsur serapan itu sendiri;
3.
Sikap bahasa pada
penutur bahasa penyerapnya.
Langganan:
Postingan (Atom)